PROPINSI
DAERAH TINGKAT I
M A
L U K U
TINJAUAN
PARUH WAKTU
REPELITA
VI
I. SASARAN REPELITA VI
A. BIDANG EKONOMI
Sasaran pembangunan ekonomi diharapkan
laju pertumbuhan eonomi nonmigas sebesar 10,1% per tahun, dengan laju pertumbuhan
sektoral yaitu tanaman bahan makanan 4,0%, pertanian 5,3%, pertambangan
dan penggalian nonmigas 10,6%, industri nonmigas sekitar 14,4%, listrik,
gas dan air minum 10,3%, bangunan sekitar 14,4%, perdagangan 11,7%, pengangkutan
dan komunikasi 10,3%, jasa-jasa sekitar 9,8%, serta pemerintahan dan pertahanan
4,9%, migas 7,2%.
Sasaran laju pertumbuhan ekspor
nonmigas untuk Propinsi Maluku rata-rata adalah 14,1% per tahun. Sedangkan
sasaran laju pertumbuhan kesempatan kerja rata-rata 4,4% per tahun sehingga
tercipta tambahan kesempatan kerja baru bagi 173,2 ribu orang.
B. BIDANG SOSIAL BUDAYA
Sasaran pembangunan bidang sosial
budaya pada Repelita VI, meliputi meningkatnya derajat kesehatan dan gizi
masyarakat secara merata dengan peningkatan usia harapan hidup menjadi
64,8 tahun serta penurunan angka kematian bayi menjadi 49 per seribu kelahiran
hidup, menurunnya laju pertumbuhan penduduk sesuai dengan sasaran nasional,
makin merata, meluas dan meningkatnya kualitas pendidikan dasar dan kejuruan,
meningkatnya angka partisipasi kasar sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP)
termasuk madrasah tsanawiyah (Mts) dan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA)
termasuk madrasah aliyah (MA) masing-masing menjadi 61,8% dan 46,8%, serta
dimulainya pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.
C. BIDANG FISIK DAN PRASARANA
Pengembangan fisik dan prasarana
transportasi diutamakan pada berkembangnya sistem transportasi antarmoda
yang terpadu sehingga mampu meningkatkan aksesibilitas wilayah propinsi
ini secara merata dan efisien, meningkatnya keikutsertaan dunia usaha dan
masyarakat dalam kegiatan produktif di daerah, meningkatnya produktivitas
tenaga kerja setempat di sektor pertanian, industri, dan jasa, dan meningkatnya
PAD, termasuk di daerah tingkat II yang relatif tertinggal.
II. HASIL SELAMA 3 TAHUN REPELITA
VI 1994/95-1996/97)
A. BIDANG EKONOMI
Berdasarkan harga konstan tahun
1993, peningkatan laju pertumbuhan PDRB nonmigas pada tahun 1994 ke 1995
sebesar 5,46%. Hal ini lebih kecil dari target propinsi di dalam Pelita
VI sebesar 10,1%.
-
Sektor yang mengalami kenaikan sangat
tinggi adalah sektor pertambangan dan penggalian (28,79%) dan sektor listrik,
gas dan air bersih (30,32%). Cukup mengherankan adanya apenurunan pertumbuhan
di sektor pertanian sebesar 0,32%. Pada saat yang sama sektor industri
pengolahanpun meningkat tidak terlampau tinggi (4,65%), jauh dari target
sektor industri sebesar 14,4%.
-
PDRB perkapita sebesar Rp.1,5 juta
pada tahun 1995, masih harus terus ditingkatkan sampai dengan target Pelita
VI sebesar Rp.1,8 juta.
-
Pertumbuhan kesempatan kerja dalam
kurun waktu 1990-94 sebesar 3,5% sedangkan angkatan kerja 4,14%. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat pengangguran meningkat, dimana data menunjukkan
3,4% pada tahun 1990 menjadi 5,7% pada tahun1994. Data pada tahun 1996
tingkat pengangguran sebesar 7,85%.
B. BIDANG SOSIAL BUDAYA
-
Wilayah Propinsi Maluku seluas 74.505
km2 dengan jumlah penduduk sebesar 2,1 juta jiwa dan kepadatan penduduk
28,7 jiwa/km2 pada tahun 1996. Laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,40%
pada tahun 1996, jauh lebih besar dari pertumbuhan penduduk Indonesia (1,69%).
Hal ini disebabkan karena adanya intervensi program transmigrasi, sehingga
peningkatan pertumbuhan penduduk selain berjalan alami juga ditambah dengan
penduduk yang masuk secara transmigrasi.
-
Walaupun ada peningkatan jumlah puskesmas
pembantu dan posyandu masing-masing 539 menjadi 559 dan 2.452 menjadi 2,830
pada akhir tahun Pelita V sampai dengan tahun kedua Pelita Vi, pencapaian
pembangunan bidang sosial budaya pada Repelita VI masih belum memuaskan.
Usia harapan hidup dari 62,49 menjadi 63 pada tahun pertama dan 63,5 pada
tahun kedua. Hal tersebut masih dibawah target yaitu 64,8 tahun. Angka
kematian bayi sebesar 57 pada tahun pertama dan 55 pada tahun kedua masih
jauh dibawah target sebesar 49 per seribu kelahiran hidup. Apabila dilihat
berdasarkan target Pelita VI, sarana dan prasarana kesehatan yang ada baru
mencapai 50% dari target sarana dan prasarana di 21 gugus pulau.
-
Tingkat partisipasi penduduk dalam
hal pendidikan mengalami peningkatan jauh dari target yang diinginkan 61,8,
realisasi angka partisipasi kasar SLTP sebesar 66 untuk tahun pertama Pelita
VI dan 70 untuk untuk tahun kedua Pelita VI. Angka partisipasi kasar SD
sebesar 115,08 untuk tahun pertama dan 116,13 untuk tahun kedua. Tingkat
partisipasi pendidikan ini didukung oleh ketersediaan SD dan jumlah guru
SD yang melayani murid (1 guru 23 murid). Berdasarkan data saat ini jumlah
peserta didik SLTP sebanyak 89.877 orang siswa, yang belum tertampung 21.546
siswa.
C. BIDANG FISIK DAN PRASARANA
Status jalan negara dan propinsi
tidak ada peningkatan jumlah yaitu jalan negara 775 km dan jalan propinsi
2.347 km. Sedangkan untuk jalan kabupaten terjadi peningkatan dari 4.505
km menjadi 5.492 km pada tahun kedua. Menurut kondisinya ada peningkatan
jalan menjadi baik dari 2.812 km menjadi 2.917 km dan penurunan pada jalan
rusak dari 1.712 km menjadi 1.312 km, walaupun ada peningkatan jalan rusak
berat dari 1.140 km menjadi 2.695 km.
-
Jaringan-jaringan jalan regional di
Propinsi Maluku seperti trans Seram, trans Halmahera dan P.Buru merupakan
pulau-pulau besar dan potensial,umumnya belum ditunjang oleh kesediaan
jumlah penduduk pada pusat-pusat permukiman pada ruas-ruas jalan tersebut.
Kondisi ini mengakibatkan aksesibilitas daripada ruas jalan tersebut menjadi
rendah. Disisi lain ruas-ruas jalan yang ada tidak dapat dilayani oleh
DAMRI karena armadanya sudah tua dan sering rusak.
-
Transportasi yang menunjang pembangunan
Daerah Maluku adalah transportasi laut dan sebagian besar merupakan angkutan
barang dan penumpang. Dalam 5 tahun akhir perkembangan jumlah sarana angkutan
-
penyeberangan meningkat cukup pesat.
Sampai saat ini di Maluku terdapat 13 lintas penyeberangan dengan jumlah
kapal penyeberangan sebanyak 12 buah (4 buah merupakan kapal bekas daerah
lain). Dari 13 lintas yang sudah beroperasi hanya 5 lintas yang mempunyai
fasilitas pelabuhan penyeberangan. Pelabuhan-pelabuhan yang belum diusahakan
masih mengalami kekurangan fasilitas ke pelabuhan.
-
Sampai saat ini armada perintis yang
beroperasi diwilayah Propinsi Maluku semakin meningkat dengan jumlahnya
9 buah kapal yang berbasis di Ambon 5 buah, Ternate 3 buah dan Tual 1 buah.
Yang menjadi masalah adalah kapal-kapal yang ada dalam kondisi yang sudah
tua dan bertipe Coster/angkutan barang bukan penumpang, sedangkan permintaan
masyarakat meningkat. Selain itu trayek Koredor Selatan Bali-Mataram-Kupang-Delli-Ambon-Jayapura
tidak terealisir.
-
Di bidang sarana angkutan udara, pesawat-pesawat
yang melayani sudah tua (dua diantaranya mengalamai kecelakaan di Maluku
dan Irian Jaya).
-
Di bidang pengairan, daerah yang teraliri
meningkat terus selama tiga tahun berturut-turut dari 1.595 ha menjadi
3.813 ha dan 10.313 ha.
-
Pembangunan perumahan dan pemukiman,
khususnya yang diperuntukkan bagi golongan masyarakat menengah kebawah
dalam dua tahun terakhir telah dibangun sebanyak 1.077 unit rumah sederhana.
Sedangkan pelayanan air bersih pada akhir tahun kedua Pelita VI baru mencapai
30 ribu orang di perkotaan dan 25 ribu orang di pedesaan.
-
Di bidang ketenagalistrikan pertumbuhan
tahun 1996/97 sebesar 4,7%. Rasio elektrifikasi sebesar 41,45% pada tahun
1996/97 dengan jumlah desa sebanyak 596 desa dan jumlah pelanggan sebesar
113.678 pelanggan.
II. EVALUASI
KEMAJUAN PROGRAM PRIORITAS
A. PENGHAPUSAN KEMISKINAN
Sasaran penting lainnya adalah
meningkatnya pendapatan masyarakat berpendapatan rendah, berkurangnya jumlah
penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan dan berkurangnya jumlah desa
tertinggal selaras dengan sasaran penurunan jumlah penduduk miskin di tingkat
nasional. Data menunjukkan penurunan jumlah penduduk miskin pada tahun1993
dari 478.855 jiwa menjadi 417.047 jiwa pada tahun1996.
B. PEMANTAPAN OTONOMI DAERAH
Pemerintah daerah senantiasa berusaha
semaksimal mungkin untuk meningkatkan pendapatan asli daerah guna meningkatkan
laju pembangunan dan kelangsungan penyelenggaraan pemerintahan di daerah.
Salah satu ukuran untuk melihat semakin mantapnya otonomi daerah adalah
dengan meningkatnya pendapatan asli daerah (PAD). Perkembangan PAD menunjukkan
kenaikan cukup berarti sebesar 19,23% antara tahun pertama ke tahun kedua,
yaitu dari Rp.11,3 milyar menjadi Rp. 13,5 milyar, sedangkan targetnya
pada akhir Pelita VI adalah sebesar Rp. 13,78 milyar.
C. PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN TATA
RUANG
Pembinaan sumber daya alam, terpeliharanya
kelestarian fungsi lingkungan hidup dan menurunnya lahan kritis di Propinsi
Maluku dijabarkan dalam enam program pembinaan dan satu program penunjang,
yaitu:
-
Pembinaan Daerah Pantai : Pengelolaan
wilayah pesisir dan laut belum ditangani secara terpadu oleh semua sektor
yang terkait, terutama menyangkut aspek hukum, kelembagaan dan peningkatan
kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya alam di wilayah pesisi
dan laut.
-
Pembinaan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup : Peningkatan kesadaran pengusaha dalam melakukan pengendalian pencemaran
lingkungan, terutama kegiatan-kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak
terhadap lingkungan hidup.
-
Program penyelamatan Hutan, Tanah
dan Air: Kegiatan penghijauan dan reboisasi disebar secara merata di seluruh
kabupaten.
-
Program Rehabilitasi Lahan Kritis:
Penyusunan pola RLKT DAS dilaksanakan secara menyeluruh pada semua kabupaten.
-
Program Penendalian Pencemaran Lingkungan
Hidup: Peningkatan frekwensi pemantauan terhadap kegiatan-kegiatan yang
berpotensi menimbulkan dampak penting seperti kegiatan di bidang kehutanan,
perindustrian, perikanan dan pekerjaan umum dan lain-lain.
-
Inventarisasi dan Evaluasi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan Hidup: Penggunaan sumber daya alam terutama sumber
daya hutan yang belum selesai diinventarisasikan secara menyeluruh pada
setiap pulau.
-
Program Pengembangan Metereologi dan
Geofisika: Penyediaan prasarana dan sarana terutama dalam penyediaan jasa
meteorologi dan geofisika.
D. SUMBER PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
-
Sasaran-sasaran pokok pembangunan
dalam Repelita VI Daerah sebagaimana dikemukakan pada Bab sebelumnya harus
diusahakan pencapaiannya melalui berbagai kegiatan pada berbagai sektor
pembangunan. Pelaksanaannya tercermin dalam berbagai kegiatan investasi
yang memerlukan anggaran/dana pembiyaan. Keperluan akan anggaran/dana investasi
dimaksud bukan saja untuk membiayai kegiatan investasi yang dilakukan oleh
Pemerintah namun juga untuk membiayai kegitan investasi yang dilaksanakan
pihak swasta.
-
Perkiraan proporsi pembiayaan pembangunan
oleh Pemerintah dibandingkan dengan kemampuan investasi oleh sektor non
Pemerintah (termasuk swadaya masyarakat) adalah 60 : 40. Dengan demikian,
target investasi pada Repelita VI adalah sebesar Rp.3.357,21 milyar dan
investasi oleh sektor non Pemerintah (termasuk swadaya masyarakat) sebesar
Rp.2.238,13 milyar. Pada kenyataannya proporsi pemerintah hanya mencapai
14,18% yang dapat dilihat pada proporsi dana pembiayaan melalui proyek-proyek
sektoral pada tahun 1995/96. Total pembiayaan sektor pemerintahan adalah
DIP sebesar 59,11% dan bantuan pembangunan daerah sebesar 40,89%, yang
terdiri dari Inpres Dati I 15,07%, Inpres Dati II 18,24%, dan lain-lain
sebesar 12,5%.
-
Dalam tahun anggaran 1996/97 dana
yang diterima dari APBN sebesar Rp 476,27 milyar, dimana bantuan pembangunan
daerahnya sebesar Rp.198,78 milyar (41,73%). Sedangkan dana dari Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN) diterima sebesar 6,584 trilyun dan Penanaman
Modal Asing sebesar US $ 371,9 juta( atau Rp.873,966 milyar). Berdasarkan
target yang dicantumkan, maka dana dari pemerintah tidak sesuai dengan
target sedangkan total dana sektor swasta (PMDN dan PMA) sudah melebihi
target.
IV. UPAYA SELANJUTNYA
Sektor unggulan di propinsi Maluku
yang belum optimal pengembangannya adalah perikanan laut, kehutanan, perkebunan,
pertambangan, industri dan pariwisata. Selanjutnya untuk mengembangkan
potensi diatas dan mengatasi berbagai permasalahan dari target yang belum
dapat dicapai, maka dalam akhir tahun Pelita ini diperlukan langkah-langkah
sebagai berikut:
A. BIDANG EKONOMI
-
Guna mencapai laju pertumbuhan ekonomi
daerah Maluku selama Pelita VI yang telah ditetapkan maka investasi pemerintah
dan swasta asing harus ditingkatkan.
-
Guna mencapai target laju pertumbuhan
sektor pertanian dan kehutanan diperlukan dana tambahan untuk peningkatan
diversivifikasi usaha, intensifikasi, ekstensifikasi dan rehabilitasi sarana
dan prasarana penunjang pertanian. Selain itu untuk penunjang agrobisnis
diperlukan bantuan berupa informasi pasar dan peningkatan peranan koperasi
sebagai lembaga pengumpul hasil pertanian dan menjembatani dengan swasta
atau BUMN.
-
Perkembangan industri yang lebih bersifat
pasar domestik dan padat modal belum dapat mencapai target yang diinginkan
dan menyerap tenaga kerja yang tersedia. Strategi industrialisasi pedesaan
yang berbasis pada hasil-hasil produksi pertanian ( dalam arti luas) perlu
peningkatan perhatian. Untuk agroindustri terutama diperlukan bantuan-bantuan
peralatan untuk pengolahan hasil pertanian pasca panen yang selama ini
pendanaannya masih terbatas dari APBD.
-
Peningkatan pemerataan untuk mengatasi
kesenjangan antar sektor pembangunan yang masih cukup lebar melalui program
IDT hendaknya perlu disesuaikan dengan kondisi daerah. Hal ini dikaitkan
dengan besarnya biaya pengangkutan dan jauhnya dari pusat-pusat pemasaran.
-
Peningkatkan PAD melalui pengembangan
sumber-sumber PAD masih memerlukan bantuan pemerintah pusat dari aspek
legalitas, terutama berkaitan dengan hasil tambang dan perikanan yang diekspolarasi
di Maluku agar memberikan royaltiesnya ke Maluku seperti halnya yang dilakukan
di Irian Jaya.
B. BIDANG SOSIAL
BUDAYA
-
Untuk meningkatkan Program Wajib Belajar
9 Tahun, diperlukan penambahan sarana dan prasarana SLTP serta peningkatan
pola anak asuh. Perlu penambahan guru, peningkatan kualitas guru dan penyebaran
guru yang saat ini masih terpusat di ibukota propinsi, kabupaten dan kecamatan.
-
Untuk menunjang kegiatan penelitian
maka pembangunan sarana dan prasarana yang menunjang peningkatan pemahaman
ilmu pengetahuan dan teknologi perlu mendapat perhatian. Sedangkan untuk
peningkatan mutu sumber daya manusia perlu ditingkatkan bantuan untuk studi
lanjutan yaitu melalui studi S2 dan S3. Bantuan ini terutama ditujukan
pada Perguruan Tinggi dan pemerintah daerah Maluku.
-
Untuk menangani masalah pelayanan
kesehatan yang masih tergolong rendah dalam rangka meningkatkan usia harapan
hidup dan penurunan jumlah kematian bayi diperlukan pengembangan sarana
dan prasarana kesehatan masyarakat yang ditunjang dengan pelayanan dokter,
ketersediaan obat-obatan, serta peningkatan kesadaran masyarakat akan kesehatan
pribadi dan kesehatan lingkungan.
-
Berkaitan dengan peningkatan penduduk
melalui transmigrasi perlu diantisipasi masalah-masalah sosial yang terjadi
di masyarakat. Dalam hal ini diperlukan penambahan tenaga-tenaga sosial
di lapangan baik dari segi kuantitas dan kualitas agar mampu mengatasi
dan memantau setiap permasalahan yang terjadi. Sedangkan berkaitan dengan
pembangunan keluarga sejahtera, maka norma keluarga kecil dan bahagia masih
tetap perlu dipromosikan dan dibudayakan.
C. BIDANG FISIK
DAN PRASARANA
-
Pembangunan perumahan dan pemukiman
perlu ditingkatkan mengingat sampai tahun kedua Repelita Vi kegiatan pembangunan
di sub sektor ini masih jauh dibawah target yang diharapkan.
-
Pembangunan jalan baru hanya mencapai
35,33% dari target yang berarti masih diperlukan perhatian yang lebih besar,
karena prasarana jalan merupakan urat nadi pembangunan pada seluruh sektor
pembangunan. Oleh karena itu percepatan pencapaian target harus dilakukan
dengan penetapan ulang target pada sisa tahun Repelita VI. Pembangunan
jalan baru ini terutama ditujukan di pulau-pulau besar yaitu penyelesaian
trans Seram, trans Halmahera dan trans Yamdena. Tujuannya adalah peningkatan
aksesibilitas kawasan transmigrasi dan peningkatan pemasaran dari pusat-pusat
produksi hasil pertanian. Pembangunan jalan baru perlu ditunjang pula dengan
penyediaan moda angkutan yang terpadu, pembangunan jembatan dan pemasangan
rambu jalan yang baru mencapai 29,97% dari target.
-
Peningkatan sarana dan prasrana transportasi
terutama ditujukan pada transportasai laut, yaitu perlu ditingkatkannya
fasilitas pelabuhan baik pada pelabuhan yang diusahakan maupun pelabuhan
yang belum diusahakan, serta merehabilitasi dermaga-dermaga yang sudah
rusak berat (Leksula dan Elat), dan peningkatan fasilitas pelabuhan-pelabuhan
pintu keluar terutama pelabuhan ekspor (menara suar baru mencapai 10% dari
target).
-
Pengembangan fasilitas bandara di
Ambon dan lapangan terbang di Tual, Banda dan Saumlaki untuk mengantisipasi
meningkatnya wisatawan asing dan memudahkan akses obyek wisata di Maluku.
-
Peningkatan pelayanan air bersih,
listrik dan penyediaan perumahan sederhana perlu diperluas untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat golongan menengah bawah dan taraf hidup dari segi
kesehatan masyarakat dan lingkungan.